Kasih yang Mengikat (Kolose 3 : 14)
Kasih
yang Mengikat
Kolose
3 : 14
Oleh: Pdt. Refamati Gulo, M.Th.
Pendahuluan
Dalam kehidupan kita
sehari-hari, terutama di tengah keluarga, gereja, bahkan di lingkungan
pekerjaan, kita sering dihadapkan pada perbedaan, seperti: perbedaan pendapat,
sikap, dan cara pandang. Dari perbedaan ini sering menimbulkan gesekan, selisih
paham, bahkan pertengkaran. Namun, di tengah semua itu, ada satu hal yang mampu
menyatukan dan menyempurnakan semuanya: kasih.
Rasul Paulus dalam Kolose
3:14 mengingatkan kita, "Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih,
sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan." Ini bukan sekadar
ajakan untuk saling menyukai, tetapi panggilan untuk hidup dalam kasih yang
aktif—kasih yang sabar, penuh pengampunan, dan tanpa syarat.
Hari ini, mari kita membuka hati dan merenungkan: apakah kasih sudah menjadi pakaian kita setiap hari? Apakah kasih itu terlihat dalam kata-kata kita, dalam sikap kita terhadap orang terdekat, bahkan terhadap mereka yang sulit kita kasihi?
Eksposisi
Dan di atas semua kebajikan ini
Frasa ini menunjukkan hierarki atau prioritas kebajikan, yang menunjukkan bahwa cinta adalah kebajikan tertinggi yang harus ditempatkan di atas semua yang lain. Dalam konteks Kolose 3 , Paulus telah membahas berbagai kebajikan seperti belas kasihan, kebaikan, kerendahan hati, kelembutan, dan kesabaran. Gambaran "mengenakan" kebajikan-kebajikan ini mirip dengan mengenakan diri sendiri, yang merupakan metafora umum dalam tulisan-tulisan Paulus (lihat Efesus 4:24 ). Metafora ini akan beresonansi dengan para pendengar Kolose, yang akrab dengan pentingnya pakaian dalam masyarakat Romawi sebagai simbol identitas dan status.
mengenakan kasih
Tindakan "mengenakan" kasih menyiratkan pilihan yang disengaja dan aktif, seperti halnya berpakaian. Kasih bukan sekadar emosi, tetapi tindakan dan komitmen. Dalam konteks Alkitab, kasih (agape) tidak mementingkan diri sendiri, penuh pengorbanan, dan tanpa syarat, yang mencerminkan kasih Kristus. Hal ini sejalan dengan perintah Yesus dalam Yohanes 13:34-35 , di mana Ia memerintahkan para pengikut-Nya untuk saling mengasihi sebagaimana Ia telah mengasihi mereka. Kasih adalah karakteristik yang menentukan dari seorang pengikut Kristus dan merupakan inti dari etika Kristen.
yang merupakan ikatan kesatuan yang sempurna
Kasih digambarkan sebagai "ikatan" yang menyatukan segala sesuatu dalam kesatuan yang sempurna. Kata Yunani untuk "ikatan" (syndesmos) dapat merujuk pada ligamen yang menyatukan tubuh, yang menunjukkan bahwa kasih adalah kekuatan yang menyatukan dan memperkuat komunitas orang percaya. Kesatuan ini bukan sekadar tidak adanya konflik tetapi kesatuan yang harmonis dan lengkap yang mencerminkan kesatuan Tritunggal. Konsep kesatuan digaungkan dalam Efesus 4:3 , di mana orang percaya didesak untuk menjaga kesatuan Roh melalui ikatan damai sejahtera. Dalam konteks sejarah, gereja mula-mula menghadapi perpecahan dan ajaran palsu, yang membuat panggilan untuk bersatu melalui kasih menjadi sangat relevan.
Pelajaran / Aplikasi
Supremasi Cinta
Cinta adalah kebajikan terbesar dari semua kebajikan dan harus menjadi prinsip utama dalam hidup kita. Itu adalah perekat yang menyatukan semua kebajikan lainnya.
Cinta sebagai Kekuatan Pemersatu
Cinta menciptakan kesatuan dalam tubuh Kristus. Itu melampaui perbedaan dan menumbuhkan semangat harmoni dan kedamaian.
Ekspresi Cinta yang Praktis
Cinta harus aktif dan terlihat dalam interaksi kita sehari-hari. Itu bukan hanya perasaan tetapi komitmen untuk bertindak demi kepentingan terbaik orang lain.
Cinta Mencerminkan Kristus
Dengan mengenakan cinta, kita mencerminkan karakter Kristus, yang merupakan contoh utama dari cinta yang rela berkorban dan tanpa syarat.
Cinta dan Kedewasaan Rohani
Kedewasaan rohani ditandai dengan kemampuan untuk mencintai
orang lain secara mendalam dan tulus. Itu adalah tanda pertumbuhan dalam
keserupaan dengan Kristus.
Tuhan Yesus Membekati
Komentar