Postingan

Media Sosial dan Hati yang Gelisah

Gambar
  Media Sosial dan Hati yang Gelisah Oleh: Pdt. Refamati Gulo, M.Th. Pengantar Dalam era digital ini, media sosial telah menjadi ruang atau wadah yang sangat akrab bagi banyak orang, tempat di mana isi hati dengan mudah dicurahkan, baik dalam bentuk kesedihan, kemarahan, kekecewaan, maupun kebingungan. Tidak jarang media sosial digunakan sebagai pelarian instan ketika seseorang merasa tertekan atau tidak didengar dalam kehidupan nyata. Seakan-akan, membagikan pergumulan secara publik memberikan rasa lega dan menjadi sarana "pemulihan" yang cepat. Namun sering kali, ketika orang-orang di sekitar memberikan teguran, kritik, atau bahkan nasihat yang membangun, respons yang muncul justru adalah penolakan, kemarahan, atau rasa tersinggung. Alih-alih merenungkan kritik tersebut, mereka semakin larut dalam kemarahan dan kembali melampiaskannya di media sosial, menciptakan siklus yang berulang. Apakah fenomena ini adalah penyakit batin yang semakin mewabah, ataukah ini adalah keb...

Jalan Kerendahan Hati (Ibrani 2:5-18)

Gambar
  Jalan Kerendahan Hati Ibrani 2:5-18 Oleh: Pdt. Refamati Gulo, M.Th. Kerendahan hati bukan sekadar sikap moral, melainkan respons teologis yang lahir dari pemahaman akan kebesaran Allah dan keterbatasan manusia. Allah adalah Pencipta yang Mahasempurna, sementara manusia adalah ciptaan yang telah jatuh dalam dosa (Roma 3:23). Kesadaran ini menempatkan manusia dalam posisi yang seharusnya tunduk dan rendah hati di hadapan Allah. Kerendahan hati berakar pada doktrin anugerah, bahwa keselamatan bukan hasil usaha manusia, melainkan murni pemberian Allah melalui Kristus (Efesus 2:8-9). Karena itu, tidak ada ruang untuk kesombongan rohani; semua adalah karena anugerah. Calvin menekankan bahwa pengenalan Allah yang sejati membawa manusia pada pengenalan diri yang benar, yaitu kesadaran akan ketidaklayakan diri dan kebutuhan mutlak akan Kristus. Kerendahan hati juga menjadi dasar kehidupan jemaat, di mana orang percaya dipanggil untuk saling melayani dan menganggap yang lain lebih utama (F...

Hukum yang Responsif terhadap Kebutuhan Kontekstual (Bilangan 27:1-11)

Gambar
Hukum yang Responsif terhadap Kebutuhan Kontekstual Bilangan 27 : 1 - 11 Oleh: Pdt. Refamati Gulo, M.Th. Pengantar Dalam pandangan teologi Reformed, hukum Allah dipandang sebagai manifestasi dari karakter Allah yang kudus, adil, dan baik. Hukum bukan sekadar aturan moral, tetapi merupakan cerminan dari kehendak Allah yang kekal dan sempurna. Hukum Allah ke dalam tiga fungsi utama: hukum sebagai cermin, sebagai pembatas kejahatan, dan sebagai pedoman hidup . Pertama , hukum berfungsi sebagai cermin yang menyadarkan manusia akan dosanya. Melalui hukum, manusia melihat ketidaksanggupannya memenuhi standar Allah, sehingga mendorong mereka kepada Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat. Kedua , hukum berfungsi secara sipil untuk menahan kejahatan di tengah masyarakat, memberikan tatanan bagi kehidupan bersama. Ketiga , bagi orang percaya, hukum berfungsi sebagai pedoman hidup (tertia usus legis), yaitu cara untuk mengungkapkan syukur dan hidup dalam kekudusan setelah diselamatkan. Kes...

Yesus adalah Raja (Mazmur 97:1-12)

Gambar
  Yesus adalah Raja Mazmur 97 : 1 - 12 Oleh: Pdt. Refamati Gulo, M.Th. Pengantar Selamat Hari Minggu Exaudi. Minggu Exaudi , dalam konteks agama Kristen, memiliki arti " Dengarlah aku " atau " Dengarlah seruan yang ku sampaikan ". Istilah ini berasal dari bahasa Latin "Exaudi" dan diambil dari Mazmur 27:7 , yang berbunyi, " Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku ". Di tengah dinamika global yang sarat dengan konflik, ketidakpastian ekonomi, krisis moral, dan ketimpangan sosial, masyarakat modern menghadapi tantangan eksistensial yang kompleks. Dalam konteks ini, kebutuhan akan kepemimpinan yang berintegritas menjadi semakin mendesak. Secara teoretis, kajian kepemimpinan dalam ilmu politik dan sosiologi menunjukkan bahwa pemimpin yang ideal bukan hanya mampu mengelola sistem, tetapi juga menjadi simbol harapan dan keadilan bagi masyarakatnya. Teori kepemimpinan transformasional, misalnya, menekankan pent...

Apa Catatan Terakhir Hidup Anda? (Bilangan 25)

Gambar
  Apa Catatan Terakhir Hidup Anda ? Bilangan 25 Oleh: Pdt. Refamati Gulo, M.Th. Pengantar Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Pada akhirnya setelah kita mati, yang tertinggal hanyalah catatan tentang hidup kita. Apa yang menjadi catatan terakhir hidup kita? Apa yang kita inginkan dari orang lain saat mengenang kisah hidup kita? Catatan Terakhir Hidup adalah mengacu pada pemahaman bahwa kehidupan terakhir seseorang terletak pada perilaku, iman, dan responsnya terhadap Allah menjelang kematian yang dapat mencerminkan kondisi rohani sejati orang tersebut. Tema ini tidak dilihat sebagai penentu keselamatan secara tersendiri, tetapi sebagai cerminan dari ketekunan orang kudus ( perseverance of the saints ). Jonathan Edwards menyatakan bahwa tanda sejati dari iman bukanlah pengalaman masa lalu, melainkan ketekunan dalam kekudusan dan kasih kepada Allah hingga akhir hayat. R.C. Sproul berkata bahwa “ It is not those who start well who are saved, but those...

Tidak Mudah Tergoda (Bilangan 24:10-25)

Gambar
  Tidak Mudah Tergoda Bilangan 24:10-25 Oleh: Pdt. Refamati Gulo, M.Th. #Pengantar Konsep "tidak mudah tergoda" tidak dilihat sebagai hasil kekuatan manusia semata, melainkan sebagai buah dari anugerah Allah yang bekerja dalam kehidupan orang percaya. Teologi Reformed memiliki fondasi kuat dalam ajaran tentang total depravity (kerusakan total), yang menyatakan bahwa manusia dalam natur alaminya telah jatuh dalam dosa dan kehilangan kemampuan untuk secara moral sempurna menaati Allah. Oleh karena itu, keteguhan dalam menghadapi godaan bukan berasal dari kemauan atau kekuatan manusia, tetapi dari pekerjaan Roh Kudus di dalam hati. Narasi tentang "tidak mudah tergoda" dimulai dengan kesadaran akan kelemahan manusia. Setiap orang, bahkan yang telah diselamatkan, masih berjuang melawan dosa karena keberadaan "manusia lama" yang belum sepenuhnya dimatikan. Godaan, baik dari dunia, daging, maupun Iblis, tetap menjadi realitas yang harus dihadapi oleh orang perca...